Laskar Pelangi - By Andrea Hirata
Laskar Pelangi
Karya : Andrea Hirata
Karya : Andrea Hirata
“Shalatlah tepat waktu, biar
dapat pahala lebih banyak.”
“Yang terasa kemudian adalah
penyesalan mengapa telah terlambat shalat.”
“Bu Mus mengingatkan betapa
mulianya menjadi seorang pemimpin.”
“… dan Al-Qur’an mengingatkan
bahwa kepemimpinan seseorang akan dipertanggungjawabkan nanti diakhirat…”
“Memegang amanah sebagai pemimpin
memang berat tapi jangan khawatir banyak orang yang akan mendoakan. Tidakkah Ananda
sering mendengar di berbagai upacara petugas sering mengucap doa: Ya, Allah
lindungilah pemimpin – pemimpin kami ? Jarang sekali kita mendengar doa: Ya
Allah, lindungilah anak – anak buah kami …”
“… bahwa nasib bisa memperlakukan
manusia dengan sangat buruk, dan cinta bisa menjadi demikian buta.”
“… aku harus menjadi manusia
pintar,”
“Tuhan menakdirkan orang – orang tertentu
untuk memiliki hati yang terang agar dapat memberi pencerahan pada
sekelilingnya.”
“… keingintahuan menguasai
dirinya seperti orang kesurupan.”
“Ia tak mungkin tertawa lepas,
agama melarang itu.”
“… dan jangan kekenyangan kalua makan
malam, itu akan membuat teingamu tuli dan otakmu tumpul!”
“… ilmu demikian luas untuk
disombongkan da menggali ilmu tak akan ada habis – habisnya.”
“Dan ternyata jika hati kita
tulus berada di dekat orang berilmu, kita akan disinari pancaran pencerahan,
karena seperti halnya kebodohan, kepintaran pun sesungguhnya demikian mudah
menjalar.”
“… mereka yang benar – benar cerdas
kebanyakan rendah hati,”
“… Kulil Haqqu Walau Kana Murron
artinya: Katakan kebenaran walaupun pahit …”
“Orang – orang itu sudah terkenal
dengan tabiatnya menghamburkan janji yang tak ‘kan ditepatinya,”
“… pelangi adalah lukisan alam …”
“Inilah kenyataan pahit dunia
nyata. Begitu banyak seniman bagus yang hidup di antara orang – orang buta
seni.”
“… menderita suatu gejala
psikologis yang disebut hoarding, sakit gila no. 28, yaitu hobi aneh
mengumpulkan barang – barang rongsokan tak berguna tapi sayang dibuang.”
“Tapi ini seni, Bung, tak ada hubungannya
dengan logika.”
“Cinta kami adalah cinta yang
bisu, cinta yang sederhana, dan cinta yang sangat malu, tapi indah, indah
sekali tak terperikan.”
“… sejak kapan cinta masuk akal ?”
“Satu pelajaran berharga, orang
yang sedang jatuh cinta adalah orang yang egois.”
“Tabahlah, Kawan, ambil semua
risiko, begitulah hidup,”
“Tapi aku rindu. Dan rinduku
terlanjur berdarah – darah.”
“Sebuah kebetulan yang hampir mustahil.
Aku tahu, sejak awal Tuhan telah mengamati baik – baik cinta yang luar biasa
indah ini.”
“Tapi rupanya ketika ia
melepaskan genggaman tangannya minggu lalu, saat itu pula nasib memisahkan
kami. Kini dirinya menjadi semakin berarti ketika ia sudah tak ada dan aku
merasa getir.”
“... demi menyadari bahwa rindu
itu tak ‘kan pernah terobati, aku rasanya ingin meledak.”
“Bukankah jika mencintai
seseorang kita harus membiarkan ia bebas ?”
“… cinta pertama memang tak ‘kan
pernah mati, tapi ia juga tak ‘kan pernah survive.”
“Jika berpikir positif, ternyata
mengenal seseorang secara emosional memberikan akses pada sebuah bank data
kepribadian tempat kita dapat belajar banyak hal baru.”
“… lupakan, tinggalkan, dan buang
jauh – jauh rencana A …”
“VINI, VIDI, VICI, artinya AKU
DATANG, AKU LIHAT, AKU MENANG.”
“Hari ini aku belajar bahwa
setiap orang, bagaimana pun terbatas keadaannya, berhak memiliki cita – cita,
dan keinginan yang kuat untuk mencapai cita – cita itu mampu menimbulkan
prestasi – prestasi lain sebelum cita – cita sesungguhnya tercapai.”
“Nasib baik memihak para
pemberani!”
“… karena kehilangan Lintang
adalah kesia-siaan yang mahabesar.”
“Aku juga merasa beruntung telah
menjadi orang yang pernah mengungkapkan cinta. Masih terasa indahnya sampai
sekarang. Merasa beruntung karena kejadian itu merupakan tonggak bagaimana
secara emosional aku telah berevolusi.”
“Kita dapat menjadi orang yang skeptic,
selalu curiga, dan tak gampang percaya karena satu orang pernah menipu kita. Tapi
ternyata dengan satu kasih yang tulus lebih dari cukup untuk mengubah seluruh
persepsi tentang cinta. Paling tidak itu terjadi padaku.”
“… mengemban amanah.”
“…, aku kecewa pada kenyataan
begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Aku
mengutuki orang – orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak –
anak orang kaya yang menyia – nyiakan kesempatan pendidikan.”
“Jika ingin lulus ujian, buka
buku, belajar!”
“Momentum dalam hidupnya jelas
terjadi karena perteuan dengan seseorang.”
“…, bahwa tidak ada yang dapat
dicapai di dunia ini tanpa usaha yang rasional.”
“Sebaliknya, seseorang yang
enggan membanting tulang menerima saja nasibnya yang menurutnya tak ‘kan
berubah karena semua telah ditakdirkan. Inilah lingkaran iblis yang umumnya
melanda para pemalas.”
“Karena tak selembar pun daun
jatuh tanpa sepengetahuan Tuhan …”
Komentar
Posting Komentar