Malam Takbiran

Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar, laa ilaha illallahu wallahu akbar, Allahu akbar wa lillaahil hamdu.
Gak kerasa deh puasa di tahun ini. Walaupun libur full selama puasa, tapi bener – bener gak kerasa. Subhanallah tiba – tiba besok lebaran aja. Kalo besok lebaran berarti malem ini malem takbiran kan ?
Sebenernya malem takbiran itu apa sih ? Kayaknya seiring dengan perkembangan zaman, pengertian malam takbiran itu berubah. Kalo menurut saya pribadi sih ya malem takbiran itu malem dimana kita harus bersedih karena bulan Ramadhan yang sangat luar biasa ini udah berakhir. Kenapa dibilang luar biasa ? Karena hanya di bulan ini kita bisa ngerasain sarapan (saur) di pagi buta sambil ngantuk – ngantuk makan bareng keluarga, terus buka puasa selalu makan bareng – bareng, banyak ajang silaturahim (bukber) sama temen lama yang udah jarang ketemu bahkan udah nggak pernah ketemu, ngedapetin THR, ngerasain serunya masak – masak ketupat beserta lauk pendampingnya, nastar yang ketemu cuma pas bulan Ramadhan ini (kalo gue haha).
Tapi berakhirnya bulan penuh berkah ini, kebanyakan orang malah pada seneng karena “udah gak perlu laper – laper lagi”. Padahal puasa itu menyehatkan bukan ? Malem takbiran digunakan bukannya untuk mengumandangkan lafadz takbir malah pada keluar sama pacar, main kebut – kebutan, hura – hura astagfirullah.
Untuk dalil tentang malem takbiran itu sendiri, saya pernah nemu di sebuah web (tapi gak tau alamat webnya apa, lupa hihi), seperti ini  :
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-AtsariAllah Ta’ala berfirman: “Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian mudah-mudahan kalian mau bersyukur”. Telah terdapat riwayat “Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah keluar pada hari raya Idulfitri beliau bertakbir ketika mendatangi mushalla sampai selesainya shalat apabila shalat telah selesai maka beliau menghentikan takbirnya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al Mushannaf al Muhamili dalam Shalatul ‘Idain dgn sanad sahih tetapi mursal.)
Riwayat tersebut memiliki syahid yang menguatkan riwayat tersebut. Lihat Silsilah al Ahadits ash Shohihah. Takbir pada Idulfitri dimulai pada waktu keluar menunaikan shalat Id.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang waktu takbir pada dua hari raya maka beliau rahimahullah menjawab : Segala puji bagi Allah pendapat yang paling benar tentang takbir ini yang jumhur salaf dan para ahli fiqih dari kalangan sahabat serta imam berpegang dengannya adalah: Hendaklah takbir dilakukan mulai dari waktu fajar hari Arafah sampai akhir hari Tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah) dilakukan tiap selesai mengerjakan shalat dan disyariatkan bagi tiap orang untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika keluar untuk shalat Id.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

K2 - Konstanta Joule

M3 - Momen Kelembaman

Menghapus salah satu bagian / list / account pada MYOB