Kemiskinan

Masalah Kemiskinan di Indonesia.

Kemiskinan memang masalah yang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Sebenarnya kemiskinan itu apa sih ? Nah saya mengutip pengertian kemiskinan ini dari Wikipedia. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.

Pada dasarnya semua itu terjadi bukan hanya dari satu atau dua faktor saja. Tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kemiskinan di Indonesia ini. Contohnya seperti sulitnya mendapatkan akses untuk pendidikan sehingga orang tersebut tidak memiliki keahlian yang dapat membangun kehidupannya untuk mencari kerja. Namun tidak sampai disitu saja, sering juga terjadi di Indonesia para sarjana yang susah atau sulit untuk mencari pekerjaan, mungkin karena skill yang kurang mendukung ataupun lapangan pekerjaan yang memang tidak ada. Adapun faktor lainnya karena kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, tinggal di daerah yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah (terpencil atau pelosok), rasa malas dan masih banyak faktor lain yang menyebabkan kemiskinan ini melanda Indonesia.

Saya ingin membahas faktor kemiskinan berdasarkan rasa malas. Mungkin satu kata ini dapat menggambarkan bagaimana keadaan kemiskinan terus meningkat. Menurut saya, para pengemis dijalan hanya didasari dengan kemalasan. Mereka berpikir hanya dengan duduk sambil menadahkan tangan saja sudah mendapatkan uang, buat apa mereka kerja keras di sebuah perusahaan atau menjadi pekerja pabrik yang kerjanya seharian dengan pekerjaan setumpuk.

Dari data yang saya dapatkan, dikatakan bahwa dalam sehari, pengemis di Jakarta Selatan bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp750 ribu hingga Rp1 juta. Biasanya hasil mengemis sebesar itu didapat dari PMKS (penyandang kesejahteraan sosial ) dengan tingkat kekasihanan yang sangat - sangat kasihan. Seperti pengemis kakek-kakek atau ibu-ibu yang mengemis dengan membawa anak. Pengemis dengan tingkat kasihan yang standar atau biasa saja dalam sehari bisa mendapatkan sekitar Rp450 ribu hingga Rp500 ribu, itu seperti anak-anak jalanan yang saat mengemis mengandalkan muka memelas. (metrotvnews.com)

Akibatnya, semakin banyak orang berpikir untuk tidak bekerja karena ada “penghasilan” yang akan menghampiri mereka sendiri. Hanya dengan duduk dengan gaya tangan menada dipinggir jalan, orang yang lalu lalang akan memberikannya uang. Dibalik itu semua, mereka telah meerugikan diri mereka sendiri. Dari segi moral, keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

Contohnya pada segi ketergantungan adalah ketika sedang maraknya terjadi “pengusiran” pengemis dipinggir jalan. Mereka akan kehilangan tempat untuk mengemis, dalam arti lain mereka kehilangan lapangan pekerjaan mereka. Setelah terjadi “pengusiran” itu mereka pun bingung harus mencari pekerjaan kemana karena mereka tidak “oede” dengan status “pengemis” yang disandangnya.

Banyak juga dari pengemis di Indonesia yang sebenarnya adalah perantau dari kampung halamannya. Mereka disini mengemis dan mendapatkan uang yang cukup besar. Namun kebanyakan sanak saudaranya di kampung tidak tau bahwa disini dia bekerja sebagai pengemis. Maka pada saat bertemu dengan sanak saudara atau tetangga di kota tempat ia mengemis, ia akan merasakan malu. Dan mungkin saja dikampungnyapun akan dikucilkan.

Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia adalah dengan menambahkan lapangan pekerjaan. Namun, masih saja kurang dan banyak juga dari masyarakatnya yang tidak memiliki kemampuan. Padahal, ILO (1999) juga menyatakan bahwa perluasan kesempatan kerja sering dibarengi dengan penurunan kemiskinan khususnya jika upah riil juga meningkat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

K2 - Konstanta Joule

M3 - Momen Kelembaman

Menghapus salah satu bagian / list / account pada MYOB