Semoga hanya sebuah mimpi buruk

Tadi malem, bukan mungkin pagi buta tadi. Aku bermimpi tentang ayahku, dimimpi itu tidak berawal, tiba – tiba saja mimpi itu menceritakan ayahku yang sebenarnya masih hidup itu sudah meninggal 1 bulan, dan di mimpi itu aku mama aa dan kaka perempuanku akan mengadakan acara 1 bulan memperingati ayah meninggal. Disitu aku sangat sedih, menangis dan menyesal atas apa yang telah aku perbuat selama ini. Aku akui bahawa aku bukanlah anak yang baik, aku masih nakal dan suka ngambek. Aku juga menyesali karena aku belum bisa membahagiakan ayah.

Seketika aku terbangun dari mimpi buruk yang tak aku inginkan untuk menjadi kenyataan. Aku terbangun dan seketika air mata mengalir keluar begitu saja tanpa aku sadari dan tanpa bisaku control. Bisa dibilang aku menangis. Aku tau itu hanya sebuah mimpi, yap hanya HANYA dan H-A-N-Y-A. tapi entah mengapa aku sangat takut dan menyesal telah mendapatkan mimpi seperti itu. Kenapa Allah memberiku mimpi seperti ini ? aku tak sanggup walau ini hanya sekedar mimpi.

Lalu ku ambil sebuah handphone blackberry milikku yang dibelikan oleh ayah pada awal bulan September tahun lalu. Tujuannya untuk menenangkan diri dengan membuka facebook dan twitter. Tapi tetap saja otakku tak bisa lepas dari pikiran tadi, ya tentang mimpi burukku itu yang tak pernah kubayangkan aku akan mendapatkan mimpi seburuk itu. Lalu ku buka bbm untuk menceritakan mimpiku itu pada seorang temanku. Tujuanku hanya untuk menceritakan tanpa sedikitpun ada harapan bahwa ia akan membalas bbm-ku tersebut, memang tidak dibalas. Namun kurang lebih setengah jam, handphone yang kuletakkan di atas kasur tepat sebelah pinggangku itu bergetar. Bertanda bahwa ada pesan masuk. Ternyata itu balasan bbm-ku tadi. Kurasa ia memang sedang tidak tidur. Mungkin ia sedang menonton euro 2012 entah mungkin ia sedang terbangun. Ia memang sedikit terkejut dengan isi bbm-ku tersebut. Ia berusaha menenangkanku. Dan ternyata ia pernah mengalami mimpi ini sebelumnya. Ia menyuruhku untuk menceritakan ini kepada ayahku yang sedang tertidur. Namun aku tidak berani, mungkin denganku bercerita hanya akan membuat ayah sakit hati.

Aku dan temanku bbm-an sekitar 1 jam. Lalu tiba – tiba saja bbm-ku tak dibalas lagi dengannya, mungkin ia tertidur. Akupun coba untuk tidur kembali namun susah, hanya air mata yang bisa keluar dari air mataku dan hanya mimpi itu yang ada di otakku. Namun tak lama akupun tertidur dengan sendirinya.

Akupun mengalami mimpi lagi. Kali ini mimpinya aku mengatakan tentang mimpi tadi kepada ayah. Namun aku tak begitu mengingat tentang jalan mimpi keduaku ini.

Adzan subuh-pun terdengar berkumandang di pagi hari yang masih gelap ini. Lalu aku turun kelantai bawah. Aku memang selalu melaksanakan solat di kamar ayahku. Aku mengambil wudhu dan solat 2 rakaat. Selesainya aku berdoa. Tak seperti biasanya, aku berdoa kali ini dengan tangisan, aku berdoa agar mimpi itu jangan menjadi kenyataan saat ini. Aku tau bahwa kematian itu akan ada, namun aku tak sanggup untuk menghadapinya. Ini hanya mimpi, apalagi dengan kenyataan ? aku benar – benar tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada diriku apabila mimpi itu terjadi. Mungkin aku masih sangat muda untuk menghadapinya, memang diluar sana banyak anak yang usianya dibawahku telah menghadapinya, namun jujur aku tak sanggup, aku tak kuat menghadapinya.

Setelas solat subuh itu, aku melihat ayahku yang sedang mengambil kemeja seragam kerja kantornya untuk dikenakan pada tubuhnya yang gagah itu. Aku memandangnya dan hampir saja aku mengeluarkan air mata itu lagi. Tapi kali ini aku bisa menahan agar air mata itu tidak keluar.

Aku bergegas untuk keluar kamar ayah dan menuju ruang tv. Mataku memang melihat ke tv, namun lagi lagi pikiranku ini. Pikiranku tetap saja pada mimpi buruk itu. Aku memang sangat sangat terpukul atas mimpi itu. Entah mengapa. Tak lama ayah-pun keluar dari dalam kamar, melewati pintu kamar dan menuju ruang tv lalu duduk disebelahku. Dalam hati, aku ingin sekali menceritakannya, namun aku tak punya cukup keberanian untuk menceritakannya. Dan kembali air mata ini mengalir, namun dengan tergesa - gesa aku menghapusnya, aku tak ingin ayah tau dan bertanya “kenapa?”. Aku mengobrol dengan ayah cukup lama sembari menunggu kaka perempuanku turun dari atas. Jujur aku tak sanggup untuk menahan air mata ini. Mengakalinya agar tak ketahuan bahwaku menangis, mengobrol dengan ayah tetapi dudukku membelakanginya, aku tau ini tidak sopan tapi aku tak tau harus bagaimana untuk menutupinya.

Sekarang jam 7 kurang 15 menit waktunya ayah dan kaka untuk berangkat kerja. Namun kali ini berbeda, mamah tak ada dirumah karena dengan ibu – ibu puri 1 akan pergi taping pada acara ceramah bersama ustad maulana. Tadinya aku berencana untuk menceritakan hal ini pada mama, namun mama sudah berangkat dari jam setengah 6 pagi tadi. Hari ini juga aa laki – laki aku tidak berangkat kuliah.

Mimpi ini sangat sangat sangat membuatku sakit
Mimpi ini selalu membuat air mataku keluar
Mimpi ini membuat aku selalu ingin menagis saat mendengat kata “ayah”

Aku sayang ayah mama kaka dan aa. Aku harap Allah tidak mengambil mereka secepat itu :’)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

K2 - Konstanta Joule

M3 - Momen Kelembaman

L5 - Teori Efek Transien Rangkaian RC