Digital Democracy - Persiapan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden serta Reaksi Media Luar Terhadap Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden

Judul                  : Anggota DPR Minta Panser-panser di Depan Gedung DPR Ditarik
Sumber      : http://news.detik.com/read/2014/10/18/102603/2722624/10/anggota-dpr-minta-panser-panser-di-depan-gedung-dpr-ditarik?nd772204btr
Tanggal terbit      : Sabtu, 18/10/2014 10:26 WIB

Pengamanan di depan Gedung DPR Senayan, Jakarta, mulai pagi ini telah ditingkatkan‎. Sejumlah kendaraan Panser kini tengah berada di depan Gedung DPR. Anggota Fraksi Gerindra tak setuju dengan pengamanan semacam ini. 
"‎Puluhan panser dan peralatan berat tentara yang sudah ditempatkan di halaman dan pintu masuk Gedung DPR/MPR sekarang sebaiknya ditarik," kata Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat kepada detikcom, Sabtu (18/10/2014).          
‎Menurut Martin, pengamanan seperti ini justru bisa mempermalukan Indonesia di mata negara-negara sahabat. Indonesia bisa tercitra sebagai negara yang genting, sehingga pengamanan harus dilakukan secara berlebihan.                       
"Tidak perlu lagi banyak panser dipasang di sana. Ini hanya mempermalukan kita yang menunjukkan seolah-olah negara kita tidak aman di hadapan tamu-tamu kepala-kepala negara yang datang menghadiri acara pelantikan Presiden, Senin mendatang," kata Martin.   
Martin yakin, tak ada unsur-unsur yang memaksa Jakarta melakukan peningkatan pengamanan. Soalnya dirinya yakin tak ada pihak yang ingin menggagalkan pelantikan Jokowi-JK pada 20 Oktober 2014 nanti. Apalagi Prabowo dan Jokowi sudah saling bertemu dengan akrab.     
"Prabowo telah mengukir namanya sebagai negarawan besar sekarang. Segala tudingan yang selama ini dihembus-hembuskan seolah-olah Prabowo tidak demokratis, tidak siap kalah dan pengikut-pengikutnya akan menggagalkan pelantikan Jokowi tanggal 20 Oktober ini terpatahkan semuanya," tutur Martin.


Judul                  : Reaksi Media Australia Atas Pelantikan Jokowi-JK
Sumber       : http://m.tribunnews.com/internasional/2014/10/21/reaksi-media-australia-atas-pelantikan-jokowi-jk
Tanggal Terbit    : Selasa, 21 Oktober 2014 07:55 WIB

Media utama di Australia memberikan perhatian khusus atas pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lembaga Penyiaran Publik ABC bahkan menayangkan siaran langsung detik-detik pelantikan di gedung MPR Jakarta.
Dalam siaran langsung ABC News 24 yang dimulai pukul 14.00 siang waktu Melbourne (pukul 10.00 pagi WIB), Jokowi digambarkan sebagai pemimpin Indonesia pertama yang muncul bukan dari kalangan elit politik dan militer.
Ia digambarkan sebagai sosok pedagang furnitur yang menjalankan kampanye politiknya dengan dukungan dari kalangan akar rumput dan voluntir.
Salah seorang narasumber ABC, Tim Palmer, yang pernah bertugas di Indonesia dan menyaksikan pergantian presiden dari Megawati ke SBY, menggambarkan salah satu indikator taraf kehidupan rakyat Indonesia saat itu, yakni tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan.
Menurut dia, baik era Megawati maupun era SBY, indikator mendasar perbaikan taraf hidup rakyat ini tidak mengalami kemajuan berarti. Ia menyebut bahwa contoh ini merupakan gambaran bagaimana kegagalan politik terjadi di Indonesia.
"Jika dia (Jokowi) mampu melakukan perbaikan dalam isu kematian bayi dan ibu melahirkan, hal itu akan sangat memuaskan," jelasnya.
Sementara itu, koran Sydney Morning Herald lebih menyoroti pertemuan formal pertama antara PM Tony Abbott dan Presiden Jokowi seusai pelantikan.
Dalam kesempatan itu PM Abbott secara pribadi mengundang Presiden Jokowi untuk menghadiri Pertemuan G20 bulan depan di Brisbane.
Dilaporkan, Presiden Jokowi belum bisa memastikan apakah akan hadir atau tidak dalam forum ekonomi negara-negara G20 yang dijadwalkan berlangsung 15 dan 16 November 2014.
Selain G20, isu lainnya yang dibahas dalam kesempatan itu adalah investasi dua arah antara Australia dan Indonesia, serta jumlah warga Indonesia yang menuntut ilmu di Australia yang semakin meningkat.
Dilaporkan pula bahwa PM Abbott menyampaikan kepada Presiden Jokowi, bahwa ia meneruskan tradisi pemimpin Australia yang menghadiri pelantikan presiden Indonesia, seperti pernah dilakukan mantan PM John Howard.
Koran lainnya, The Australian, menyoroti pelantikan Jokowi-JK dengan menggambarkan tantangan berat yang harus ditangani pemerintahan baru Indonesia ini.
Salah satunya, adanya kekhawatiran bahwa setiap langkah reformasi yang akan dijalankan pemerintahan ini, akan menghadapi kemungkinan dihambat oleh parlemen yang dikuasai pihak oposisi.
Dilaporkan, masih belum pasti bagaimana Presiden Jokowi bisa melakukan negosiasi secara efektif dengan pihak oposisi di parlemen.

Komentar :
Komentar terhadap kedua berita diatas menurut saya, keamanan memang harus diutamakan, apalagi dengan adanya acara sebesar itu (pelantikan kepala Negara dan wakil kepala Negara) haruslah diketatkan. Karena kita bisa melihat sendiri bahwa kita harus melindungi tamu – tamu yang akan datang dan. Apalagi, apapun yang terjadi didunia ini pastilah akan ada pihak yang setuju dan tidak setuju jadi intinya keamanan ketat tidak perlu dipermasalahkan, toh untuk keamanan bersama.

Untuk berita kedua saya bangga dengan disiarkannya secara langsung acara pelantikan kepala Negara di Indonesia di berita TV luar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

K2 - Konstanta Joule

M3 - Momen Kelembaman

Menghapus salah satu bagian / list / account pada MYOB